jadisudah jelas islam itu adalah agama kasih sayang,tidak ada anjuran dalam islam yang menunjukkan untuk berbuat keji dan jahat apalagi menjadi teroris. apabila ada orang yang katanya islam,namun berbuat kerusakan dimuka bumi ini,ingatlah!dia bukan muslim yang sebenarnya,dia adalah orang yang memeluk islam namun tidak bisa mengikuti apa yang

Sebagai rahmat bagi alam semesta Allah Ta’ala mengutus nabi Muhammad sebagai pembawa rahmat bagi seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak dan orang dewasa, bahkan Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi orang-orang yang belum beriman kepadanya. Rahmat ini dapat kita lihat dengan jelas pada sikap dan perbuatannya semasa hidup. Dan yang sangat menonjol adalah ketika beliau mengajak kaumnya -sebagai bentuk kasih sayangnya kepada mereka- kepada Islam namun mereka mendustakannya dan mengusirnya dari Mekah serta berusaha membunuhnya, lalu Allah Ta’ala membela dan menjaganya. Allah Ta’ala berfirman {Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya} [QS. Al Anfal30] Semua itu semakin menambah kasih sayangnya kepada mereka dan sangat antusias agar mereka mendapatkan petunjuk. Allah Ta’ala berfirman {Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin}[QS. At Taubah128] Dan ketika ia mengalahkan mereka pada penaklukan kota Mekah, ia memaafkannya. Dan ketika Allah mengutus malaikat untuk menghimpit orang-orang kafir dengan dua gunung besar hingga mereka binasa, ia berkata “Tahan dulu, semoga Allah menciptakan dari keturunan mereka orang-orang yang akan menyembah Allah semata. Allah Ta’ala berfirman {Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam} [QS. Al Anbiya107] Beliau adalah pembawa rahmat bagi seluruh manusia dengan beragam warna, bahasa, kecenderungan, pemikiran dan keyakinan dan tempat tinggalnya. Kasih sayangnya tidak terbatas kepada manusia saja, tapi juga kepada hewan dan benda mati. Sebagai contoh, salah seorang dari kalangan Anshar menyiksa seekor unta miliknya hingga kelaparan, lalu Rasulullah merasa kasihan padanya dan memerintahnya agar bersikap baik terhadap untanya, tidak membiarkannya kelaparan dan mengangkut beban di luar kemampuannya. Dan ketika beliau melihat ada seorang yang mengambil sarang seekor burung merpati, ia merasa kasihan dan memerintahkan agar dikembalikan kepada induknya. Beliau yang bersabda Jika kalian menyembelih hewan maka sembelihlah dengan baik» HR. Muslim. Sebagaimana kasih sayang beliau juga meliputi benda mati, hati beliau merasa kasihan kepada sepotong kayu yang merintih sedih karena harus berpisah dengan beliau, maka iapun mengasihinya, turun mengambilnya dan memeluknya hingga kayu itu tenang dan berhenti merintih. Kasih sayangnya tidak terbatas pada sikap dan perilaku pribadi, tapi ia adalah perintah, syariat, gaya hidup dan akhlak yang diberlakukan bagi manusia. Beliau bersabda dalam rangka memotivasi untuk berbuat lembut dan kasih sayang kepada sesama manusia dan mengecam siapa saja yang menyulitkan manusia Ya Allah, barang siapa yang menjadi pemimpin umatku lalu ia mempersulit urusannya maka persulitlah juga dia dan barang siapa yang menjadi pemimpin bagi umatku lalu ia berlaku lembut padanya maka berbuat lembut juga lah padanya» Dengan demikian, sifat kasih sayang adalah diantara akhlak beliau yang mulia dan prinsip dasar dalam agama Islam yang menjadi agama kasih sayang dan kesejahteraan. universalitas Islam Laura Vichea Vagleri Orientalis asal Italia Ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang universalitas Islam sebagai agama yang Allah turunkan kepada nabi-Nya sebagai rahmat bagi alam semesta adalah panggilan langsung kepada seluruh dunia, dan ini adalah bukti yang terang benderang bahwa rasul ini merasa sangat yakin bahwa ajaran ditakdirkan akan melewati kalangan masyarakat arab dan bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan ajaran baru kepada masyarakat yang berasal dari ras yang berbeda-beda dan bahasa yang beragamRahmat dan hadiah Jean Lake Orientalis asal Spanyol Sejarah kehidupan Muhammad tidak dapat digambarkan lebih indah dari apa yang Allah gambarkan dalam firman-Nya “Dan kami tidak mengutusmu kecuali agar menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta”.. sungguh sang anak yatim yang agung ini telah membuktikan dirinya bahwa ia adalah rahmat terbesar bagi seluruh orang lemah dan seluruh orang yang butuh bantuan. Muhammad benar-benar menjadi rahmat bagi anak-anak yatim, pengembara, orang menderita, seluruh orang miskin dan pekerja yang yang mengalami kesulitan dan kesusahan Islamadalah agama rahmatan lil 'alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surat al-Anbiya ayat 107 yang bunyinya,
SEJAK di utus oleh Allah Ta’ala ke muka bumi, Nabi Muhammad –shollallahu alaihi wa sallam- telah mewujudkan rahmat kasih sayang bagi semesta alam. Hal itu ditegaskan oleh Allah Ta’ala sendiri dalam firman-Nya وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ “Dan tidaklah Kami Allah mengutus kamu wahai Muhammad kecuali sebagai rahmat untuk semesta alam.” [ QS. Al-Anbiya’ 107 ]. Al-Imam Al-Mufassir Ibnu Katsir –rahimahullah- berkata ketika menafsirkan ayat di atas يُخْبِرُ تَعَالَى أَنَّ اللَّهَ جَعَلَ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ أَيْ أَرْسَلَهُ رَحْمَةً لَهُمْ كُلِّهِمْ فَمَنْ قَبِلَ هَذِهِ الرَّحْمَةَ وَشَكَرَ هَذِهِ النِّعْمَةَ سَعِدَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ رَدَّهَا وَجَحَدَهَا خَسِرَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ BACA JUGA Hai Muhammad, Beritahu padaku tentang Islam, Iman, dan Ihsan “Allah Ta’ala mengabarkan, sesungguhnya Allah telah MENJADIKAN Muhammad –shollallahu alaihi wa sallam- sebagai RAHMAT kasih sayang bagi semesta alam, artinya Dia Allah telah mengutusnya sebagai rahmat bagi mereka semuanya. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan bersyukur terhadap nikmat ini, dia akan berbahagia di dunia dan akherat. Dan barang siapa yang menolak dan menentangnya, dia akan merugi di dunia dan akherat.” [ Tafsir Ibnu Katsir 5/338 ]. Ayat di atas secara tegas telah menjelaskan, bahwa “rahmat” kasih sayang telah terwujud semenjak awal kali Nabi Muhammad –shollallahu alaihi wa sallam- diutus oleh Allah ke muka bumi. Telah diriwayatkan dari Abu Huroiroh –rodhiAllahu anhu- beliau berkata قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ عَلَى الْمُشْرِكِينَ. قَالَ إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا، وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً» “Dikatakan Wahai Rosulullah ! Do’akan kebinasaan untuk orang-orang musyrikin !”. Beliau –shollallahu alaihi wa sallam- menjawab “Sesungguhnya tidaklah aku diutus sebagai pelaknat, aku hanyalah diutus sebagai RAHMAT kasih sayang.” [ HR. Muslim 87 ]. Nabi –shollallahu alaihi wa sallam- juga bersabda إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ “Sesungguhnya saya adalah rahmat dan mendapatkan petunjuk.” [ HR. Ad-Darimi 5800 dan dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam “Al-Misykah” 3/1615 ]. Dua hadits di atas menunjukkan dengan jelas, bahwa Nabi –shollallahu alaihi wa sallam- telah menjadi “rahmat” bagi semesta alam sejak awal beliau di utus oleh Allah ke muka bumi ini. BACA JUGA Biarawan Muhammad Adalah Utusan Allah Makna “rahmat” didalam pengutusan Nabi –shollallahu alaihi wa sallam-, telah dijelaskan oleh Ibnu Abbas –radhiAllahu anhu- beliau berkata هُوَ عَامٌّ فِي حَقِّ مَنْ آمَنَ وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ فَمَنْ آمَنَ فَهُوَ رَحْمَةٌ لَهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ فَهُوَ رَحْمَةٌ لَهُ فِي الدُّنْيَا بِتَأْخِيرِ الْعَذَابِ عَنْهُمْ “Hal ini sifat rahmat dalam pengutusan Rosul bersifat umum terhadap hak orang yang beriman dan orang yang tidak beriman kafir. Maka barang siapa beriman, itu sebuah rahmat baginya di dunia dan akhirat dia akan hidup bahagia dan beruntung. Dan barang siapa yang tidak beriman, maka hal itu juga ratmat baginya di dunia dengan ditundanya siksaan atas mereka…” [ Tafsir Al-Baghawi 3/320 ]. [] Facebook Abdullah Al-Jirani
4 Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta Anak-anak, tahukah kalian, nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini? Tentunya kalian ingin tahu lebih jauh apa tujuan nabi Muhammad saw. berdakwah.
Oleh Dr. Atabik Luthfi, MA Ketua Bidang Dakwah Ikatan Dai Indonesia ALLAH SWT memastikan misi utama diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul adalah agar menjadi rahmat bagi semesta alam. Komitmen tersebut ditegaskan dalam firmanNya “Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” QS. Al-Anbiya’ 107 Redaksi yang digunakan di ayat ini cukup kuat, yaitu dengan al- nafyu wal itsbat’; menafikan yang disusul dengan menetapkan. Seolah-olah tidak ada fungsi lain dari diutusnya Rasul melainkan hanya sebagai rahmat. Atau semua fungsi Rasul yang sangat banyak bermuara kepada fungsi rahmat bagi semesta alam. BACA JUGA Mutiara Akhlak Nabawi Imam As-Sa’di menuturkan dalam tafsirnya, Allah SWT memuji Rasulullah SAW dengan sifat rahmatnya yang ditebar kepada seluruh makhlukNya; bangsa jin, manusia, hewan, dan makhluk yang lain, dengan sekian banyak tuntunan yang menghadirkan rahmat bagi seluruh alam. Tuntunan dan sunnahnya tidak hanya dalam konteks berinteraksi antar sesama manusia, namun juga bagaimana berinteraksi dengan hewan, tumbuhan, dan alam semesta Misi rahmat yang diemban oleh Rasulullah SAW merupakan implementasi nyata dari sifat Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Diutusnya nabi sebagai panutan bagi manusia adalah salah satu bukti kasih sayang Allah SWT. Karenanya, fungsi ini tidak hanya melekat pada diri Rasulullah SAW, tetapi pada setiap umatnya yang diwajibkan mengikuti tuntunan dan keteladannya, menjadi rahmat bagi siapapun dan apapun dari makhluk Allah SWT. Ibnul Qayyim berpandangan, sifat Ar-Rahman menunjukkan sifat kasih sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Sedangkan Ar-Rahim menunjukkan bahwa sifat kasih sayangNya terkait dengan makhluk yang dikasihiNya. Sehingga nama Ar-Rahman adalah sifat bagiNya, sedangkan nama Ar-Rahim merupakan perbuatanNya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberi kasih sayang kepada makhlukNya dengan rahmatNya yang menjadi sifatNya. Saking agungnya akhlak Rasulullah SAW, sebagai wujud nyata dari sifat rahmatnya, Allah SWT memuji Rasulullah SAW di ayat yang lain dengan tiga sifat yang disamakan secara redaksional dengan sifat Allah SWT “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” QS. At-Taubah 128. Sifat Aziz, Ra’uf dan Rahim di semua ayat Al-Qur’an adalah sifat Allah SWT. Hanya di ayat ini yang merupakan sifat Rasulullah SAW, yang disamakan oleh Allah SWT, sehingga penterjemahannya bukan Maha, tetapi amat atau sangat. Pada tataran aplikasinya, makna rahmat’ terkadang masih bias, sering disalah artikan, dan cenderung dimaknai dari satu sudut pandang saja; kelembutan, kema’afan, dan keengganan untuk menyampaikan nasehat, kritik, dan teguran yang konstruktif. Malah cenderung pemaknaan rahmat ini membuat umat tidak berdaya terhadap segala bentuk ketidak adilan dan relatif diam terhadap perilaku yang bertentangan dengan kemanusiaan.. Faktanya, beberapa kasus kemanusiaan banyak terjadi akhir-akhir ini menjadi parameter sifat rahmat kita, dari dua perspektif; Mendo’akan dan membantu dengan berbagai cara untuk meringankan beban mereka yang teraniaya, begitu juga dengan melakukan berbagai upaya prefentif dengan mencegah agar tidak terulang kembali. Bukan tanda tidak sayang, jika kita membela hak kita atau saudara kita. Tidak bertentangan dengan makna rahmat jika kita menegur orang atau pihak yang berbuat salah. Demikian juga, rahmat kita hadir justru saat kita secara konstitusional melakukan berbagai upaya untuk meredam berbagai tindakan kezaliman dan ketidak adilan Rasulullah SAW, manusia yang paling tinggi sifat kasih sayangnya, berkenan mengirim surat ke beberapa raja untuk menawarkan kebahagiaan dan keselamatan dalam kehidupan. Bahkan peperangan yang dijalankan merupakan media menebar rahmat, karena ada pembelaan kepada yang teraniaya. Malah sisi rahmat Rasulullah SAW tetap hadir saat perang sekalipun, dengan berbagai tuntunannya; larangan merusak lingkungan, tempat ibadat, dan fasilitas umum lainnya. Larangan memerangi pemuka agama, kaum wanita, anak-anak serta orang lanjut usia dan pasukan yang sudah tidak berdaya. BACA JUGA Akhlak Rasulullah Gemar Mengulang Ucapan, Tak Bertele-tele, dan Meninggalkan Debat Perintah memelihara dan mendahulukan perdamaian dan persatuan di atas segala-galanya. Semua tuntunan ini membuktikan rahmat beliau yang tiada terhingga sebagai nabi rahmat. Pujian tentang rahmat Rasulullah SAW pun datang dari berbagai kalangan. Huzaifah bin Yaman ra, salah seorang sahabat Rasulullah SAW meriwayatkan tentang sifat rahmat yang melekat pada diri Rasulullah SAW “Dari Hudzaifah, dia berkata, “Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda pada salah satu jalan dari jalan-jalan di Madinah, Aku adalah Muhammad, dan aku adalah Ahmad, dan al-Hâsyir, dan al-Muqaffiy dan Nabiyyur rahmah,” HR. Ahmad. Tentu, tuntunan dan perilaku Rasulullah SAW yang mencerminkan rahmatnya yang sangat luas menjadi jawaban tuntas bagi yang masih meragukan rahmatnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kita selaku muslim dengan beragam profesi yang dijalani, dituntut untuk mampu menghadirkan dan menebar rahmat sebagai kelanjutan dan kesinambungan dari risalah Islam rahmatan lil alamiin. [] SUMBER Jawaban D. Alam semesta Dilansir dari Encyclopedia Britannica, nabi muhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil 'alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta. Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Amal yang disukai oleh Allah SWT berdasarkan hadits SAW.
PAI Kelas 6 Pelajaran 5 – Nabi Muhammad saw. diutus Allah sebagai rosul-Nya di muka bumi ini utamanya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Saling mencintai karena Allah Swt. adalah salah satu akhlak mulia. Kita menyayangi orang tua, guru, saudara, dan sesama manusia untuk hidup mulia dunia dan akhirat. Berperilaku jujur juga bagian dari akhlak mulia yang paling penting. Kita tidak akan pernah bisa membohongi diri sendiri apalagi Allah Swt.. Orang jujur pasti dihormati dan disayangi oleh siapa saja. Kejujuran dan Kasih Sayang Rasulullah saw. Nabi Muhammad saw. ”al-Amin ” Nabi Muhammad saw. sejak kecil sudah menjadi yatim piatu. Oleh sebab itu, beliau sangat mencintai anak yatim dan menganjurkan umatnya untuk merawat, mendidik, dan mencintai anak yatim. Di samping itu, Nabi Muhammad saw. terkenal sangat jujur. Sikap jujur tersebut sudah diperlihatkan sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Pada usia remaja, beliau diminta bantuan oleh pamannya untuk membawa barang dagangan Siti Khadijah binti Khuwailid yang kaya dan dihormati di Kota Mekah. Pada usia tiga puluh lima tahun, Nabi Muhammad saw. bersama-sama dengan orang-orang Quraisy diminta untuk memperbaiki Ka’bah. Ketika pembangunan sudah sampai ke bagian Hajar Aswad, bangsa Quraisy berselisih tentang siapa yang mendapatkan kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Pada akhirnya, mereka sepakat menunjuk Muhammad saw. sebagai orang yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Rasulullah pun kemudian mengambil selembar selendang, kemudian Hajar Aswad itu diletakkan di tengah-tengan selendang tersebut. Beliau lalu meminta seluruh pemuka kabilah yang berselisih untuk memegang ujung-ujung selendang itu. Mereka kemudian mengangkat Hajar Aswad itu bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam-lah yang kemudian meletakkan Hajar Aswad tersebut. Ini merupakan jalan keluar yang terbaik. Seluruh kabilah setuju dan meridhai jalan keluar ini. Mereka pun tidak jadi saling menumpahkan darah. Sejak saat itu, beliau dikenal di antara kaumnya dengan sifat-sifat yang terpuji. Para sahabat dan pengikutnya sangat menghormati dan mencintai beliau sehingga beliau diberi gelar ”al-Amin, artinya orang yang dapat dipercaya. Mari kita teladani sifat jujur Nabi Muhammad saw. dalam kehidupan sehari-hari. Kasih Sayang Rasulullah saw. terhadap Anak, Keluarga, Orang Tua, dan Masyarakat Selain memiliki sifat jujur dalam berdagang dan bergaul, Rasulullah saw. pun sayang terhadap keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Pada zaman Jahiliyah, penduduk Mekah tidak menghargai anak perempuan. Namun, Nabi Muhammad saw. justru menggendong putrinya Fatimah yang masih balita sambil Thawaf – mengelilingi Ka’bah. Begitu pula setelah Fatimah dewasa dan dikaruniai anak; Rasulullah saw. menyayangi cucunya yang bernama Hasan dan Husein. Rasulullah saw. juga tidak pernah menyakiti hati orang lain. Hal itu dapat dibuktikan dalam hadiś beliau yang artinya ”Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt. dan Hari Akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” al-Bukhari dan Muslim. Kepedulian Rasulullah saw. terhadap Lingkungan Kepedulian Rasulullah saw. bukan hanya pada ibadah seperti sholat, tetapi beliau pun peduli terhadap lingkungan hidup. Hal itu tercermin pada perilaku beliau antara lain, sebagai berikut. Nabi Muhammad saw. sangat hemat dalam mempergunakan air; itu dibuktikan pada anjuran beliau agar tidak berlebihan dalam pemakaian air dalam berwudu’.Nabi Muhammad saw. mengajarkan agar tidak melakukan kerusakan di muka bumi ini. Nabi Muhammad saw. sebagi Pembawa Rahmat bagi Alam Semesta Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai Rahmatan lil Ălamín atau sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta ini. Tujuan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah untuk mengubah keadaan masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat yang sejahtera berdasarkan agama Tauhid, yaitu agama yang menyakini bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Muhammad saw. selain mengajak kita untuk mengutamakan kemurnian aqidah dan selalu menyembah Allah Yang Maha Esa. Beliau juga menanamkan akhlak terpuji yang membawa kebaikan manusia hidup di dunia hingga akhirat. Salah satu sifat terpuji yang dapat kita cermati, ketika beliau dan pengikutnya hijrah ke Kota Madinah adalah beliau mampu menanamkan sikap persaudaraan antara kaum pendatang Muhajirin dengan kaum Anshor sehingga mereka saling menolong untuk menciptakan daerah yang tertib dan aman. Sebagai umat Nabi Muhammad saw., kita harus menjunjung tinggi ajaran beliau, misalnya kita menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda. Kita berperilaku sopan dan bertutur kata santun terhadap orang tua, guru dan masyarakat sekitar. Kepemimpinan Sahabat Rasulullah saw. Kepemimpinan Abu Bakar Abu Bakar adalah khalifah pertama setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Beliau dilahirkan pada tahun 571 M. Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Abi Khuafah at-Taimi. Gelar Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad saw. karena ia adalah paling cepat masuk Islam. Gelar as-siddiq diberikan karena ia selalu membenarkan Nabi Muhammad saw. dalam berbagai peristiwa, terutama membenarkan peristiwa Isra dan Mi’raj. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai dengan 634 M. Abu Bakar senantiasa meneladani perilaku Nabi Muhammad saw. Dalam menentukan keputusan, beliau selalu mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Beliau sangat memperhatikan rakyatnya. Beliau selalu membantu rakyat yang kekurangan. Meskipun Abu Bakar sudah menjadi pemimpin negara, beliau tidak sombong dan masih mau memerah susu untuk rakyatnya di kampung. Untuk kesejahteraan rakyatnya, beliau mendirikan Baitul Mal, yaitu suatu lembaga yang mengurusi kas dan keuangan negara. Kepemimpinan Umar bin Khattab Umar bin Khattab adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab mempunyai nama lengkap Umar bin Khattab bin Abdul Uzza. Umar bin Khattab menjadi khalifah sejak tahun 634 M sampai dengan 644 M. Beliau seorang pemberani, jujur, adil, tegas, bijaksana dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Beliau juga seorang pemimpin yang hidup sederhana dan suka bermusyawarah. Kalifah Umar bin Khattab tak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, walaupun hanya sebatas cahaya lampu. Pada masa pemerintahannya, Umar bin Khattab dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan bertanggung jawab. Jasa Khalifah Umar bin Khattab yang sampai saat ini kita rasakan adalah penetapan kalender Hijriyah atau penetapan tanggal 1 Muharam sebagai Tahun Baru Hijriyah. Kepemimpinan Usman bin Affan Khalifah Usman bin Affan memerintah selama dua belas tahun atau dari tahun 644 sampai dengan 656 M. Beliau dikenal sebagai orang kaya dan dermawan. Bukti kedermawanan Usman bin Affan, yaitu pada masa pemerintahan Abu Bakar, beliau pernah memberikan gandum yang diangkut dengan unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di musim kering. Di masa pemerintahannya, Usman bin Affan melakukan kodifikasi menyusun atau membukukan kitab al–Qur’an karena beliau khawatir akan terjadi perbedaan al–Qur’an. Kemudian, beliau membentuk panitia penyusunan al–Qur’an yang diketuai oleh Zaid bin Sabit dengan anggotanya Abdullah bin Zubair dan Abdurrahman bin Haris. Panitia tersebut bertugas menyalin ulang ayat-ayat al–Qur’an dalam sebuah buku yang disebut Mushaf dan diperbanyak 4 empat buah eksemplar. Satu buah disimpan di Madinah yang disebut Mushaf al-Imam atau Mushaf Utsmani, empat buah lainnya dikirim ke Mekah, Suriah, Basrah dan Kufah. Di samping itu, beliau juga merenovasi Masjid Nabawi di Kota Madinah, dengan cara memperluas dan memperindah bentuknya. Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Ali bin Abi Thalib adalah salah seorang khulafaurrasyidin yang terakhir. Ali merupakan anak dari paman Rasulullah saw., yaitu Abu Thalib yang selalu membela dakwah Nabi Muhammad saw.. Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemberani. Hal itu sudah dibuktikan Ali bin Abi Thalib ketika harus menggantikan tidur Rasulullah saw.. Padahal di luar rumah pemuda-pemuda Quraisy ingin menyakiti Rasulullah saw. yang akan pergi hijrah. Masa pemerintahan Ali kurang lebih selama lima tahun 656-661 M. Selain pemberani, Ali bin Abi Talib juga seorang pemimpin yang peduli terhadap pendidikan. Sebagai contoh, beliau mendirikan beberapa madrasah untuk tempat belajar anak-anak. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Ali bin Abi Thalib mengharuskan pegawainya jujur, cakap, dan bertanggung jawab. Beliau juga memajukan bidang Ilmu Bahasa, serta mengembangkan bidang pembangunan, terutama di Kota Kufah sebagai pusat Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, Ilmu Nahwu dan ilmu pengetahuan lainnya. Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 5 Kamu bisa mengasah pemahaman dan kemampuanmu menggunakan latihan soal versi online ini. Silakan klik tautan atau gambar di bawah ini! Latihan Soal PAI Kelas 6 Pelajaran 5 Untuk latihan soal PAI kelas 6 Seluruh Pelajaran silakan klik tautan di bawah ini Latihan Soal PAI Kelas 6 NB Media pembelajaran online ini kami kembangkan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara online hasil para guru-guru kreatif Indonesia. Adanya media ini juga untuk mendukung kreatifitas mereka, video pembelajaran yang kami gunakan kami ambil langsung dari channel YouTube mereka. Video-video tersebut kami embedd di media ini, sehingga tidak mengurangi viewer mereka, justru akan menambah viewer mereka serta meningkatkan rating pencariannya. Mohon maaf, karena ribuan soal yang kami input jadi ada beberapa soal yang kunci jawabannya salah, mohon jangan kecewa karena itu semata-mata adalah kesalahan kami sebagai manusia. Bila menemukan kesalahan tersebut silakan kirim tangkapan layar screenshot kesalahan tersebut kepada kami di email ghofurach atau melalui Whatsapp di 085648017971. Bisa juga melalui komentar di laman ini disertai dengan keterangan subtema berapa. Terimakasih…. Buku Digital PAI Kelas 6 Buku PAI versi digital FlipBook yang bisa kamu baca secara online pada tautan di bawah ini. Ukuran file buku digital ini sengaja dibuat lebih kecil sehingga bisa diakses dengan cepat. Bila membutuhkan membaca secara offline bisa diunduh di tautan yang telah disediakan. Ukuran file buku pdf juga sudah disesuaikan lebih kecil sehingga tidak makan banyak kuota internet, cepat dalam pengunduhan, serta tidak banyak mengurangi ruang penyimpanan. Silakan baca bukunya di sini FlipBook PAI Kelas 6 Bila ingin mengunduhnya silakan klik DI SINI. Demikianlah materi PAI Kelas 6 Pelajaran 5 yang bisa kami sampaikan. Sampai jummpa di lain keempatan.
SEJARAHNABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA TERHADAP KASIH SAYANG SESAMA. SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW SEBAGAI RAHMAT BAGI SELURUH ALAM SEMESTA TERHADAP KASIH SAYANG SESAMA www.ekokurniawan.com. Jumat, 04 Maret 2022. Facebook Twitter Telegram مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا Arab-Latin Mā aṣābaka min ḥasanatin fa minallāhi wa mā aṣābaka min sayyi`atin fa min nafsik, wa arsalnāka lin-nāsi rasụlā, wa kafā billāhi syahīdāArtinya Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. An-Nisa 78 ✵ An-Nisa 80 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Penting Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 79 Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah penting dari ayat ini. Terdapat berbagai penjelasan dari kalangan ulama terkait kandungan surat An-Nisa ayat 79, misalnya seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaApa saja yang menimpamu wahai manusia,berupa kebaikan dan kenikmatan,maka itu berasal dari allah semata sebagai karunia dan kebaikan apa yang menimpamu berupa kesulitan dan kesengsaraan,maka hal tersebut disebabkan oleh perbuatan burukmu dan apa yang diperbuat oleh tanganmu berupa dosa-dosa serta kami mengutusmu wahai rasul,bagi segenap manusia sebagai rasul yang menyampaikan risalah cukuplah allah menjadi saksi atas kebenaran risalahmu.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram79. Setiap kesenangan yang datang kepada kamu -wahai anak Adam- seperti rezeki dan anak adalah berasal dari Allah. Dia menganugerahkannya kepada kamu. Dan setiap kesialan yang menimpamu dalam urusan rezeki dan anakkamu itu sesungguhnya berasal dari diri kamu sendiri, yaitu akibat dari perbuatan maksiat dosa-dosa yang kamu lakukan. Dan sungguh Kami telah mengutusmu -wahai Nabi- sebagai utusan Allah yang menyampaikan risalah Rabbmu kepada seluruh umat manusia. Dan cukuplah Allah sebagai saksi atas kejujuranmu dalam menyampaikan risalah tersebut berdasarkan dalil-dalil dan bukti-bukti yang Dia berikan kepadamu.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah79. Kebaikan yang kamu dapatkan merupakan dari karunia, rahmat, dan taufik Allah sehingga kalian dapat meniti jalan keselamatan dan kebaikan. sedangkan keburukan yang menimpamu merupakan hasil dari amal perbuatan kamu tidak menempuh jalan hikmah, akal sehat, dan petunjuk dari hidayah Allah. Dan kami mengutusmu hai Muhammad sebagai Rasul yang menyampaikan kasih sayang kepada seluruh alam semesta. Cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaranmu, dan Dia adalah saksi antara kamu dengan mereka. Dia Maha Mengetahui apa yang kamu sampaikan kepada mereka dan kebenaran darimu yang mereka tolak karena kekafiran dan keangkuhan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia78-79 1 . { فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا } "Maka mengapa orang-orang itu orang munafik hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?" Maka jikalau orang-orang beriman tidak mengetahuinya; niscaya mereka sama halnya dengan orang-orang kuffar dan orang munafiq yang dihinakan oleh Allah dengan ayat ini. 2 . Allah berfirman { وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ } "dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri." fawaid yang dapat diambil dari ayat ni adalah bahwasanya manusia tidak dapat menjamin dalam dirinya selalu ada ketenangan, karena keburukan yang ia hadapi tidak lain adalah datangnya dari diri sendiri, dan tidak pula ia sibuk dengan cacian dan hinaan dari segenap manusia disekitarnya lalu mengiraukannya, hendaklah ia kembali kepada kesalahan kemudian ia bertaubat darinya, dan memohon perlindungan kepada Allah dari keburukan dirinya dan kehinaan perbuatannya, ia mesti memohon kepada Allah agar Ia melimpahkan kepadanya pertolongan dalam ketaatan kepada-Nya, maka denga itu semua ia akan meraih segala kebaikan dan menjauhkannya dari keburukan.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah79. Wahai manusia, kebaikan yang kamu terima kebaikan atau nikmat itu dari keutamaan dan kebaikan Allah yang mana sebab munculnya kebaikan itu dilimpahkan untuk kalian. Dan keburukan yang kamu terima keburukan atau kesusahan itu disebabkan dosa yang kamu lakukan sehingga kamu dihukum atas hal itu. Kamu tidak lain hanya penyampai risalah Tuhanmu wahai Nabi. Dan takdir para makhluk itu tidak ada di tanganmu, sehingga kamu bisa memberikan kemudharatan dan manfaat. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi atas hal itu.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahKebaikan apa pun yang kamu peroleh dari Allah, sedangkan keburukan apa pun yang menimpamu itu disebabkan oleh dirimu sendiri} karena dosamu {Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada seluruh manusia. Cukuplah Allah sebagai dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H79. Kemudian Allah berfirman, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh” yaitu dalam perkara agama maupun dunia, “adalah dari Allah,” Dia-lah yang mengaruniakan dan memudahkannya dengan memudahkan sebab-sebabnya, “dana pa saja bencana yang menimpamu” dalam perkara agama maupun dunia, “maka dari kesalahan dirimu sendiri,” yaitu dengan dosa-dosamu dan usahamu, padahal apa yang dimaafkan oleh Allah darinya adalah lebih banyak, dan Allah telah membuka pintu-pintu kebaikanNya bagi hamba-hambaNya, dan memerintahkan merekka untuk memasuki kebaikan dan karuniaNya, dan mengabarkan kepada mereka bahwa kemaksiatan itu adalah penghalang dari karuniaNYa, lalu bila seorang hamba melakukannya, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri, karena sesungguhnya yang menjadi penghalang dirinya memperoleh karunia Allah dan kebaikanNYa adalah hal tersebut. Kemudian Allah mengabarkan tentang keumuman risalah RasulNya Muhammad seraya berfirman, “Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” bahwa engkau adalah utusan Allah secara benar dengan apa yang telah Allah topang dengan pembelaanNYa dan mukjizat-mukjizat yang menakjubkan serta keterangan-keterangan yang pasti, dan hal itu adalah kesaksian yang paling utama secara mutlak, sebagaimana Allah berfirman, "Katakanlah “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah “Allah”. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu." Al-An'am 19, Dan apabila ia telah mengetahui bahwa ilmu Allah itu sempurna, kekuasaanNya yang menyeluruh, hikmahNya agung, dan Dia telah membantu RasulNya dengan apa pun yang telah menopangnya dan membelanya dengan pembelaan yang besar, niscaya yakinlah ia dengan hal tersebut bahwa ia adalah Rasulullah, dan bila tidak demikian, sekiranya dia mengadakan sebagian perkataan atas Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan kananNya kemudian benar-benar Dia potong urat tali jantungnya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata {مِنْ حَسَنَةٍ} min hasanah hasanah adalah sesuatu yang menyenangkan. Sayyi’ah adalah sesuatu yang membawa mudarat. Makna ayat Adapun ayat yang ketiga dan yang terakhir di dalam konteks ini, itu adalah firman Allah {مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ} “Kebaikan apapun yang kamu peroleh adalah dari Allah dan keburukan apapun yang menimpa kalian adalah dari diri mu” Allah berdialog kepada Rasul, mengabarkan kepadanya bahwa kebaikan adalah berasal dari Allah. Yang mana Allah adalah pemberi titah dengan perkataan atau perbuatanNya dan Allah pula yang menciptakan sebab-sebab yang dapat mendukung terjadinya hal tersebut. Adapun keburukan, maka dari jiwa hawa nafsu yang memerintahkan kepada keburukan. Hawa nafsu yang bersinggungan langsung menyelisihi perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya, tidaklah layak keburukan dikaitkan kepada Allah. Allah berfirman {وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللهِ شَهِيداً} “dan Kami mengirim kamu kepada manusia sebagi seorang Rasul dan cukuplah Allah sebagai saksinya.” pelipur lara bagi Rasul dari apa yang dihadapinya berupa gangguan dari orang-orang dan akhlak buruk beberapa oknum-oknum yang secara tidak sengaja menimpa diri Rasul. Misalnya, orang-orang yang mengait-kaitkan keburukan kepada Rasul sebagai bentuk pembawa sial, Allah mengabarkan bahwa, kepentingan Rasul sekarang adalah menyampaikan risalah. Dan Rasul telah menunaikannya, Allah sebagai saksi akan hal tersebut serta memberikan ganjaran terhadap hal tersebut. Rasul adalah keluarga Allah dan Allah akan membalas orang yang menolak risalah kenabian beliau dan orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai saksinya. Pelajaran dari ayat • Kebaikan dan keburukan, keduanya adalah atas takdir Allah. • Kebaikan adalah dari Allah dan keburukan dari hawa nafsu. Kebaikan adalah perintah Allah yang mendatangkan sebab-sebabnya setelah Allah membuatnya terwujud dan menolong orang untuk mendapatkannya dan menjauhkan penghalang-penghalangnya. Keburukan adalah berasal dari hawa nafsu karena Allah melarangnya, mengancam pelakunya, tidak memberi taufik menuju padaNya dan tidak menolong untuk melakukannya, keburukan adalah dari hawa nafsu bukan dari Allah.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat An-Nisa ayat 79 77-79. Orang-orang yang pernah dikata kepada mereka "Tahanlah tangan- tangan kamu dan dirikanlah shalat dan berilah zakat', tetapi tatkala diwajibkan mereka berperang, dari mereka, takut kepada manusia sebagaimana takut kepada Allah, atau lebih sangat takut, dan mereka Tidakkah engkau fikirkan tiba-tiba segolongan berkata "Hai Tuhan kami! Mengapakah Engkau wajibkan kami berperang? Mengapakah tidak Engkau biarkan kami hingga ajal kami yang hampir?" Katakanlah "Benda dunia ini sedikit, dan Akhirat itu lebih baik buat orang yang berbakti; dan kamu tidak akan dianiaya walaupun sedikit". Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapati kamu. walaupun kamu di mahligai-mahligai yang teguh", dan jika ke baikan mengenai mereka, mereka berkata "Ini dari sisi Allah", dan jika kesusahan mengenai mereka, me- "Ini dari sisimu". mereka berkata Katakanlah "Semua itu dari sisi Allah". Mengapakah kaum itu hampir tidak mengerti perkataan? Apa-apa keuntungan yang mengenaimu, maka yaitu dari Allah; dan apa-apa kerugian yang mengenaimu, maka yaitu dari di- rimu, karena Kami utusmu kepa- da manusia sebagai seorang rasul; dan cukuplah Allah sebagai dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, manusia. Dia-lah yang memberi nikmat itu, memudahkannya dan memudahkan sebab-sebabnya. Misalnya musibah. Yakni karena dosa-dosa dan tindakanmu, namun Allah lebih banyak memaafkan. Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah membukakan pintu-pintu ihsan-Nya dan memerintahkan mereka untuk mengambil kebaikan dan karunia-Nya, serta memberitahukan bahwa maksiat dapat menghalangi karunia-Nya. Oleh karena itu, apabila seseorang melakukannya, maka janganlah dia mencela selain dirinya sendiri, karena dirinyalah yang menghalangi untuk mendapatkan karunia Allah dan kebaikan-Nya. Persaksian ini merupakan persaksian yang paling besar sebagaimana firman Allah Ta'ala, Katakanlah "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Katakanlah "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. " Terj. Al An'aam 19. Jika Allah Subhaanahu wa Ta'aala sebagai saksi terhadap kerasulan Muhammad, di mana Dia Mahasempurna ilmu, kekuasaan dan Maha Besar hikmah-Nya, ditambah dengan penguatan Allah kepadanya dengan mukjizat dan pertolongan Allah kepadanya, maka dapat diketahui dengan pasti bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 79Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, wahai nabi Muhammad dan semua umat manusia, adalah dari sisi Allah yang maha pemurah, maha bijaksana, dan keburukan apa pun yang menimpamu, wahai Muhammad dan siapa pun selainmu, itu semua akibat dari kesalahan dirimu sendiri, karena kami mengutusmu tidak lain hanya menjadi rasul untuk menyampaikan wahyu Allah kepada seluruh manusia. Dan cukuplah Allah saja yang menjadi saksi atas kebenaranmu. Barang siapa menaati rasul dan mengikuti ajaran-ajarannya, maka sesungguhnya dia telah menaati Allah karena Allah yang telah mengutusnya. Dan barangsiapa berpaling dari ketaatan itu, maka ketahuilah bahwa kami tidak mengutusmu, wahai nabi Muhammad, untuk menjadi pemelihara mereka sebagai orang yang bertanggung jawab dan menjamin mereka untuk tidak berbuat dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian pelbagai penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan dan arti surat An-Nisa ayat 79 arab-latin dan artinya, moga-moga bermanfaat bagi ummat. Bantu perjuangan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Artikel Paling Sering Dibaca Kaji banyak materi yang paling sering dibaca, seperti surat/ayat An-Nisa, Al-Muthaffifin, Al-Fatihah 4, Ali Imran 190, An-Nahl 114, Al-Anbiya 30. Serta At-Tin 4, Al-Ma’idah 48, Al-A’raf 54, Al-Humazah, Al-Fatihah 5, At-Taubah. An-NisaAl-MuthaffifinAl-Fatihah 4Ali Imran 190An-Nahl 114Al-Anbiya 30At-Tin 4Al-Ma’idah 48Al-A’raf 54Al-HumazahAl-Fatihah 5At-Taubah Pencarian surat abasa ayat 1-10 latin, surat attaubah ayat 103, al baqarah ayat 43 beserta artinya, surat al imron ayat 134, surat al ahzab ayat 17 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Alamsemesta merupakan rancang bangun yang sempurna. Saturday, 2 Sya'ban 1443 / 05 March 2022

Islam adalah agama rahmatan lil ’alamin sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya di seluruh alam Di dalamnya menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menjaga hak binatang dan Memahami Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai konsep dasar dalam agama Islam, akan memunculkan kembali keindahan Islam yang sudah lama ini adalah milik Allah dan diturunkan melalui Islam untuk dinikmati secara bersama-sama. Nabi Muhammad diutus ke dunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam. Dalam diri Nabi, Allah sudah ciptakan rahmat, bukan bagi umat muslim semata, melainkan juga bagi nonmuslim.“Islam rahmatan lil ’alamin kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mewujudkan rasa kedamaian dan rasa tentram sebagai rahmat bagi manusia dan alam semesta,” ujar Ustaz Rahmadon Tosari Fauzi, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam KWPSI, di Rumoh Aceh Lambada Kupi, Gampong Pineung Banda Aceh, Selasa 11/2 menjelaskan, saat penciptaan alam semesta, Allah menciptakan rahmat itu 100. Tapi yang ada dan ditinggalkan di bumi hanya satu, yaitu rahmatan wa hidatan. Untuk dinikmati bersama – sama oleh semua mahkhluk hidup. Termasuk bagi Dengan rahmat yang satu tadi, sebagaimana disampaikan dalam hadis, lembutlah hati seorang ibu. Harimau tidak makan anaknya, ini juga rahmat dari hari kiamat, maka 99 lagi rahmat yang sudah Allah ciptakan akan dikumpulkan lagi. Jangan sampai, rahmat yang 99 yang disimpan oleh Allah di hari kiamat, tidak satupun diberikan kepada kita umat “Setelah satu rahmat diberikan di dunia dan hilang setelah kematian, maka kita berharap mendapat rahmat di akhirat kelak,” kata Islam rahmatan lil 'alamin seharusnya mampu diaplikasikan oleh penganut agama Islam itu sendiri yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk di dalamnya hewan, tumbuhan, apalagi sesama Pernyataan ini sendiri banyak terkandung di dalam Al Qur’an, Surat Al Anbiya ayat 107 yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu Muhammad, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta Islam sebagai rahmatan lil’alamin sebagaimana tertera dalam surat Al – Anbiya 107 bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat. Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan syafaat dan kemuliaan di dunia dan itu, Nabi Muhammad SAW menyempurnakan ajaran yang disampaikan oleh kitab – kitab sebelumnya melalui kitab suci “Nabi Muhammad diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia,” demikian, kasih sayang di sini bukan berarti mengasihi dalam hal munkar dan semua hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Seperti bertoleransi pada hal yang merusak imam dan yang diberikan berupa Islam meliputi segala dimensi kehidupan manusia. Allah mengutus Rasul-Nya Muhammad sebagai petunjuk kepada manusia. Agar manusia senantiasa berjalan di jalan yang adalah penutup nabi-nabi dan tidak ada nabi setelah diutusnya Nabi Muhammad. Beliau mengajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang sesuai dengan kaidah syariat serta mengajarkan toleransi kehidupan, mengingatkan manusia terhadap fitrahnya dan mengajarkan tatanan sosial dan cara hidup yang lengkap dan menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam Untuk menciptakan kesejahteraan dalam kehidupan, maka diantara makhluk hidup harus saling menghargai dan tidak boleh bersikap sewenang – wenang. Meskipun makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan tidak dapat berbicara, sebagai manusia yang diberikan akal pikiran seharusnya memikirkan kelangsungan hidup makhluk Sebagai contoh menyakiti hewan dan menebang pohon sembarangan. Kehidupan yang bisa berdampingan akan menciptakan kesejahteraan bagi makhluk itu sendiri dan khususnya alam semesta. Justru sebaliknya, jika manusia tidak menjaga kesejahteraan dan keselarasan hidup akan menimbulkan dampak pada Menebang pohon sembarangan dan tidak menyayangi apa yang ada di alam semesta akan timbul bencana yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Islam mengajarkan bagaimana menjaga lingkungan serta hidup dengan saling  Hal itu sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al- Qashas 77 yang artinya “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar”.Ustaz Rahmadon Tosari juga menyampaikan bahwa Allah memilih orang – orang yang disayangi-NYA untuk menjadi pemeluk Islam. “Jangan sampai dalam hidup ini menyia-nyiakan dan tidak melaksanakan ajaran Islam dengan sebaik mungkin,” Bagi orang Islam, setelah mati adalah permulaan kehidupan. Begitu nafas telah berhembus meninggalkan raga, maka ada kehidupan akhirat. Setiap muslim meyakini ini.[]rilis kwpsi

Nabimuhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta. Penjelasan dan Pembahasan Jawaban a. sahabatnya menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan.
Apa itu utusan? utusan adalah kata yang memiliki artinya, silahkan ke tabel berikut untuk penjelasan apa arti makna dan maksudnya. Pengertian utusan adalah Kamus Definisi Bahasa Indonesia KBBI ? utusan 1 orang yang disuruh ditugasi menyampaikan sesuatu atau menjadi penghubung; kurir; suruhan; 2 orang yang diutus; yang ditugasi untuk mewakili; duta; 3 orang yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia; rasul Nabi Muhammad saw. adalah ~ Allah kepada umat manusia Ternate ? utusan Duta, penguasa setempat yang diutus sultan. Utusan terutama mengurus kepentingan sultan di suatu daerah, seperti memungut upeti, dan sebagainya. Malaysia Dewan ? utusan orang kumpulan orang yg diutus, suruhan, wakil keempat-empat negeri itu ada menyuruh ~ ke negeri Siam; Definisi ? semoga dapat membantu walau kurangnya jawaban pengertian lengkap untuk menyatakan artinya. pada postingan di atas pengertian dari kata “utusan” berasal dari beberapa sumber, bahasa, dan website di internet yang dapat anda lihat di bagian menu sumber. Istilah Umum Istilah pada bidang apa makna yang terkandung arti kata utusan artinya apaan sih? apa maksud perkataan utusan apa terjemahan dalam bahasa Indonesia
Islamsebagai rahmatan lil'alamin sebagaimana tertera dalam surat Al - Anbiya 107 bahwa, alam semesta mendapat manfaat dari diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat. Bagi orang beriman, datangnya utusan Allah adalah sebuah rahmat yang nantinya akan membawa kepada cahaya keimanan dan mendapatkan syafaat dan kemuliaan di dunia dan akhirat.
Menurut riwayat Ibnu Hibban, jumlah seluruh nabi ada sedangkan rasul sebanyak 313. Dari total tersebut, masing-masing memiliki level kemuliaan yang berbeda satu sama lain, dan nabi yang paling mulia adalah Rasulullah saw. Menurut Imam Fakhruddin ar-Razi, ada sejumlah alasan Nabi Muhammad mendapat predikat paling tinggi. Berikut adalah beberapa sebabnya. Rahmat bagi Alam Semesta Rasulullah saw diutus sebagai rahmat atau kasih sayang bagi semesta alam. Predikat ini tidak dimiliki oleh nabi-nabi pada umumnya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah swt berikut وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” QS. Al-Ambiya 107 Berkaitan dengan ayat di atas, Imam Ath-Thabari dalam tafsirnya mengutip Ibnu Abbas menjelaskan, Rasullullah diutus sebagai bentuk kasih sayang kepada seluruh umat manusia, baik yang mukmin atau bukan. Bagi orang mukmin, dengan berkat keimanan dan amal perbuatannya mereka akan mendapat balasan surga. Sementara bagi orang yang tidak beriman memperoleh rahmat dalam bentuk tidak mendapat siksa kontan di dunia sebab mengingkari Rasul. Berbeda dengan umat nabi-nabi sebelumnya yang akan langsung mendapat siksa di dunia jika tidak beriman kepada utusan Allah. Imam Ath-Thabari, Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, tanpa tahun juz XVIII, halaman 552. Namanya Selalu Membersamai Lafal Allah Alasan berikutnya mengapa Nabi Muhammad lebih mulia dibanding nabi-nabi lainnya karena namanya selalu dijejerkan dengan lafdzul jalâlah atau lafal Allah dalam banyak hal, seperti dalam bacaan tasyahud dalam shalat, lafal adzan dan iqamah, tahlil lâ ilâha illallâh muhammadur rasûlullâh, kalimat syahadat, dan sebagainya. Keunggulan ini ditegaskan dalam firman Allah berikut وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَۗ Artinya, “Dan Kami tinggikan sebutan namamu bagimu.” QS. Al-Insyirah 4 Ayat di atas menegaskan bahwa Allah swt telah memuliakan Nabi Muhammad dengan cara membersamai namanya dengan lafdzul jalâlah dalam banyak kesempatan. Menafsiri ayat di atas, Imam Ath-Thabari mengutip hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri yang mengisahkan ketika Malaikat Jibril bertanya pada Nabi, “Bagaimana cara Allah mengagungkan namamu?” Rasul menjawab, “Ketika kau menyebut nama-Nya, maka kau akan menyertainya dengan namaku.” Selalu Disertakan dengan Allah Selain dengan menjejerkan nama, dalam sejumlah ayat Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah swt selalu bersama Nabi Muhammad dalam beberapa hal, seperti orang yang taat kepada Rasul berarti otomatis taat kepada-Nya QS. An-Nisa 80, Allah dan Rasul sama-sama memiliki kemuliaan QS. Al-Munafiqun 8, ridha terhadap Allah juga ridha terhadap Rasul QS. At-Taubah 62, dan sebagainya. Pendek kata, penyertaan Allah dengan Rasulullah menunjukkan Nabi Muhammad memperoleh keistimewaan yang tidak dimiliki nabi-nabi lainnya. Beban Dakwah Lebih Besar Rasulullah saw diutus untuk semua manusia, bukan untuk umat tertentu saja. Berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya yang hanya diutus untuk berdakwah di kalangan terbatas. Ketika Rasulullah dihadapkan dengan umat secara menyeluruh, otomatis tantangannya lebih besar. Berbeda semisal Nabi Musa, karena ia hanya di utus untuk Bani Israil, paling hanya mendapat perlawanan Fir’aun dan para pengikutnya. Dengan demikian, beban dakwah Nabi Muhammad lebih berat dan sulit dibanding nabi-nabi lainnya. Allah swt menyinggung hal ini dalam firman-Nya وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا كَاۤفَّةً لِّلنَّاسِ بَشِيْرًا وَّنَذِيْرًا وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad, melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” QS. Saba 28 Agama Paling Mulia Agama yang dibawa Nabi Muhammad merupakan agama yang paling mulia dibanding agama-agama lainnya. Hal ini disinggung dalam firman Allah swt berikut وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُۚ وَهُوَ فِى الْاٰخِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ Artinya, “Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” QS. Ali Imran 85 Untuk poin ini Imam Fakhruddin ar-Razi memberi penjelasan, status agama Islam merupakan penghapus atas agama-agama sebelumnya, sehingga agama yang dibawa Rasulullah lebih unggul. Ketika status agama Islam sebagai kebenaran tunggal, maka nabi yang membawanya juga mendapat kemuliaan agung karena ia akan mendapat pahala selama agama ini masih eksis di bumi. Ar-Razi kemudian mengutip hadits berikut مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَ مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَا وَ وِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. رواه البخارى و مسلم Artinya, “Barangsiapa mengadakan sesuatu sunnah jalan yang baik, maka baginya pahala sunnah dan pahala orang lain yang mengerjakannya hingga akhir kiamat. Dan barangsiapa mengerjakan sesuatu sunnah yang buruk, maka atasnya dosa membuat sunnah buruk itu dan dosa orang yang mengerjakannya hingga akhir kiamat.” HR Bukhari dan Muslim. Nabi Terakhir Rasulullah merupakan nabi terakhir dari ratusan ribu nabi yang pernah Allah utus di muka bumi. Dengan statusnya sebagai nabi pemungkas, maka beliau lebih istimewa dan sudah barang tentu lebih mulia dibanding utusan-utusan yang lain. Salah satu dalil yang menyinggung hal ini adalah firman Allah berikut مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا Artinya, “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS. Al-Ahzab 40. Imam Fakhruddin ar-Razi, Tafsir Al-Kabir, 2015 juz III, halaman 174-176. Wallahu a’lam. Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta
Jawaban D. Alam semesta Dilansir dari Encyclopedia Britannica, nabi muhammad saw. diutus oleh allah swt. sebagai rahmatan lil 'alamin artinya sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta. Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Reddit VKontakte Share via Email Print
Jakarta Surat Al Anbiya 107 dalam Al-Quran adalah sebuah ayat yang memuat makna yang mendalam dan universal. Ayat ini menggambarkan peran dan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam. Surat Al Anbiya 107 membuka pintu pemahaman yang lebih dalam tentang misi dan tugas Nabi Muhammad SAW. Allah SWT mengirim Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, menunjukkan bahwa pesannya tidak terbatas pada satu kelompok atau komunitas saja. Nabi Muhammad SAW bukan hanya diutus kepada umat manusia, tetapi juga sebagai contoh bagi semua makhluk dan alam semesta. jadi penting untuk memahami tafsir Al Anbiya 107 ini dari perspektif ulama dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang konsep rahmat dalam Islam. Kami akan melihat hadis-hadis yang memperkuat pesan ayat tersebut dan menjelaskan bagaimana Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT menjalankan peran sebagai rahmat bagi seluruh alam. Lebih lengkapnya, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber tafsir Surat Al Anbiya 107, beserta dengan hadits-hadits yang menguatkannya, Kamis 8/6/2023.Viral sebuah video yang menampilkan seorang ayah tengah memantau anaknya di rumah. Dalam video, awalnya sang ayah mengira anaknya sedang sibuk bermain handphone. Namun, saat ditelusuri, sang anak justru sedang membaca Al-Qur'an Credit Al Anbiya Ayat 107 وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn Artinya Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Ayat ini merupakan bagian dari bagian yang lebih besar dalam Surat Al-Anbiya yang membahas kisah berbagai nabi dan perjuangan mereka. Dalam ayat khusus ini, Allah berbicara kepada Nabi Muhammad SAW dan mengingatkannya tentang tujuan dan misinya. Ayat tersebut menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Rahmat ini meluas tidak hanya untuk manusia tetapi untuk semua makhluk di dunia. Pesan Islam Nabi, dengan ajaran perdamaian, keadilan, dan kasih sayang, dimaksudkan untuk membawa rahmat dan petunjuk bagi seluruh umat manusia dan ciptaan. Ayat ini menyoroti sifat universal dari misi Nabi Muhammad. Pesannya tidak terbatas pada waktu, tempat, atau orang tertentu tetapi dimaksudkan untuk kepentingan seluruh umat manusia. Itu menekankan pentingnya kasih sayang, kebaikan, dan belas kasihan dalam berurusan dengan orang lain. Adapun tafsir ayat ini, terdapat berbagai penafsiran dan penjelasan yang diberikan oleh para ulama. Beberapa poin penting yang disebutkan oleh para ulama antara lain Nabi Muhammad adalah sumber rahmat Ayat ini menyoroti peran Nabi sebagai sumber rahmat bagi semua ciptaan. Ajaran, tindakan, dan karakternya mencontohkan belas kasih dan kasih sayang. Rahmat universal Rahmat Nabi Muhammad meluas ke semua makhluk, bukan hanya manusia. Ini termasuk hewan, lingkungan, dan semua ciptaan. Bimbingan dan rahmat Pesan Nabi Muhammad adalah sarana bimbingan dan rahmat bagi umat manusia. Ajarannya memberikan jalan menuju kebenaran dan menuntun orang-orang menuju rahmat dan pengampunan Allah. Pengingat tujuan Ayat ini berfungsi sebagai pengingat bagi Nabi Muhammad tentang misi dan tujuannya. Ini mendorongnya untuk terus menyebarkan pesan Islam dan mewujudkan rahmat dalam semua aspek kehidupannya. Secara keseluruhan, ayat ini menyoroti rahmat universal Nabi Muhammad dan sifat misinya yang melingkupi. Ini mengingatkan umat Islam akan pentingnya mewujudkan belas kasihan dan kasih sayang dalam interaksi mereka dengan orang lain dan dalam ketaatan mereka pada ajaran yang memperkuat pernyataan Al Anbiya 107Ilustrasi Membaca Al Qur’an Credit adalah beberapa hadis yang memperkuat pernyataan Surah Al-Anbiya ayat 107 Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." HR. Ahmad Hadis ini menekankan bahwa salah satu tujuan utama misi Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Ini sejalan dengan pesan Surah Al-Anbiya ayat 107 tentang peran Rasulullah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." HR. Ahmad Hadis ini juga menekankan tujuan Rasulullah dalam menyempurnakan akhlak yang mulia. Ini menunjukkan konsistensi dalam pesan Rasulullah mengenai misinya sebagai rahmat bagi semua. Dari Anas bin Malik, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." HR. Ahmad Hadis ini kembali menegaskan bahwa salah satu tujuan misi Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Ini sejalan dengan pesan Surah Al-Anbiya ayat 107 tentang peran Rasulullah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Aku diutus dengan akhlak yang mulia." HR. Ahmad Hadis ini juga menyoroti pentingnya akhlak yang mulia dalam misi Rasulullah. Hal ini mencerminkan pesan Surah Al-Anbiya ayat 107 tentang pentingnya kasih sayang, keadilan, dan kelembutan dalam ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah. Hadis-hadis tersebut menyokong dan memperkuat pernyataan Surah Al-Anbiya ayat 107 tentang peran Rasulullah sebagai rahmat bagi seluruh alam dan misinya dalam menyempurnakan akhlak yang mulia. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Islamadalah agama rahmatan lil 'alamin sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya di seluruh alam semesta. Di dalamnya menjunjung ti
JAKARTA - Alam semesta merupakan rancang bangun yang sempurna. Di mana di dalamnya Allah ciptakan banyak sekali keindahan, kemaslahatan, juga peringatan bagi makhluk-makhluk yang menghuninya. Karena penuh dengan kesempurnaan serta kebutuhan makhluk-Nya, sebenarnya apa yang melandasi Allah SWT menciptakan demikian? Dalam buku Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan karya Haidar Bagir disebutkan, Allah memang menciptakan alam semesta ini bersumber pada sifat kasih sayang-Nya. Oleh karena itu alam dirancang sedemikian rupa sebagai ciptaan terbaik-Nya. Dengan kata lain, sifat aslinya adalah memberikan kebaikan setinggi-tingginya dan kebahagiaan bagi penghuninya. Sebagai konsekuensinya, Allah membentangkan kemungkinan jalan—termasuk jalan keluar dari kesulitan—sebanyak-banyaknya. Bahkan tak terbatas. Alam ini adalah himpunan jalan-jalan dan kesempatan ke arah kebaikan tertinggi, kesempurnaan, dan kebahagiaan manusia. Maka, jika suatu saat kita sedang menjalani suatu keadaan, melalui salah satu jalannya, manusia perlu ingat jalan yang sedang dilalui itu hanyalah satu di antara banyak jalan-Nya yang tak terbatas. Jika melalui jalan itu manusia dapat menempuh kebahagiaan, maka syukurilah. Namun jika tidak, di sekeliling jalan manusia tersedia jalan-jalan lain untuk menuju kebaikan dan kebahagiaan yang kita cari. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
baca: Kevin James: Saya Merasakan Kesendirian Rasulullah SAW).'Dalam surat Al-Maidah ayat 32, saya menyimpulkan Islam merupakan rahmat bagi alam semesta. Karena itulah, saya menjadi petugas pemadam kebakaran,' kata dia seperti dinukil onislam.net.Menurut James, menjadi petugas pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang mulia karena menyangkut

PERLIS—Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengutip QS. Al Anbiya ayat 107 yang isinya menegaskan tentang Islam sebagai pembawa rahmat bagi semesta alam. Ia juga mengutip QS. An-Nahl ayat 97 yang menerangkan bahwa rahmat bagi semesta alam berarti menciptakan kehidupan yang baik hayah thayyibah, dengan tiga kriteria berdasarkan QS. Al Baqarah ayat 62 sejahtera, damai, dan bahagia. “Kriteria hayah thayyibah dalam Al Quran itu meliputi lahum ajruhum inda rabbihim sejahtera sesejahtera-sejahteranya, wa la khaufun alaihim damai sedamai-damainya, wa la hum yahzanun bahagia sebahagai-bahagianya,” tutur dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini dalam kajian bersama Jabatan Mufti Negeri Perlis pada Kamis 07/10. Hamim kemudian mengutip QS. Yunus ayat 19 yang isinya tentang persatuan dan perpecahan manusia. Persatuan umat manusia yang dilatari dengan perbedaan asal-usul dan kepentingan justru menunjukkan kualitas kemanusiaan yang diakui dalam Islam. Namun, dorongan syahwat kepentingan maupun pemikiran membuat manusia berbeda-beda bahkan tak jarang melakukan kejahatan sehingga terjadi perpecahan dan konflik di antara mereka. Menyadari adanya perbedaan, Hamim menegaskan bahwa pluralitas umat manusia merupakan bagian dari sunnatullah. Hal tersebut berdasarkan QS. Al Maidah ayat 48 yang isinya menjelaskan bahwa pluralitas umat manusia menjadi ujian bagi umat Islam untuk menegakan kebenaran. Kebenaran yang dimaksud adalah berlomba-lomba dalam kebaikan, yakni berusaha menciptakan tatanan kehidupan yang sejahtera, damai, dan bahagia.“Adalah kehendak Allah bahwa bangsa manusia tidak menjadi satu umat pemeluk satu agama. pluralitas umat manusia dalam agama yang dipeluk, kebenaran yang dianut, rezeki yang diperoleh, kebahagiaan dan kesengsaraan, dan kepentingan yang diperjuangkan selalu terjadi,” terang Hamim seraya mengutip QS. Hud ayat 118. Dalam menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera, damai, dan bahagia, Hamim mengutip QS. Al Baqarah ayat 142-148 yang isinya tentang seruan Allah Swt agar menjadi masyarakat tengahan atau moderat ummatan wasatha. Prinsip-prinsip umat moderat ialah memiliki jiwa yang besar ghair al-shufaha, menjadi pelaku yang aktif dalam kerja-kerja sosial syuhada ala al-nas, dan menerapkan prinsip egalitarianisme dalam interaksi sosial yang majemuk wa likulliw wij-hatun huwa muwalliha, dan menjadi yang terdepan dalam kebaikan fastabiqu al-khairat. Sementara itu, untuk mewujudkan misi Islam sebagai pembawa risalah rahmat bagi semesta alam yakni menciptakan kondisi yang sejahtera, damai, dan bahagia dalam level negara, harus membawa kehidupan manusia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, yang arti harfiahnya adalah negeri yang sentosa, adil dan makmur di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Pengampun. Dengan kata lain, negara ideal tersebut tidak menganut ideologi yang mendegradasikan kehidupan, membawa petaka bagi lingkungan, dan tidak berdaya dalam mengendalikan kemudian menerangkan doktrin akidah Islam rahmatan lilalamin. Menurutnya, akidah yang mesti dianut adalah akidah murni, yakni sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Al Anam ayat 82, keimanan yang tidak bercampur dengan kedzaliman dan kemusyrikan yang menegasikan kehidupan manusia dan lingkungan. Akidah yang tidak sehat hanya akan membawa pada kerusakan khusrin dan kehidupan yang buruk hayah khabitsah tidak sejahtera, damai, dan bahagia. “Buah dari akidah yang murni ialah al-amnu atau aman dan damai dalam kehidupan pribadi dan kelompok, selain itu wa hum muhtadun atau menempuh jalan kebenaran yang membebaskan diri dari khusrin atau kerusakan dan kehancuran dengan mengalami hayah khabitsah,” tutur Hamim. Hits 484

9fmp5.
  • sss88xhjs4.pages.dev/519
  • sss88xhjs4.pages.dev/455
  • sss88xhjs4.pages.dev/97
  • sss88xhjs4.pages.dev/66
  • sss88xhjs4.pages.dev/60
  • sss88xhjs4.pages.dev/375
  • sss88xhjs4.pages.dev/135
  • sss88xhjs4.pages.dev/368
  • utusan allah sebagai pembawa kasih sayang bagi alam semesta adalah